Wednesday, February 10, 2010

Adat upacara pernikahan di jepang



Walau ada tidak sedikit trik buat merayakan suatu pernikahan di Jepang, tapi rata-rata pasangan mengikuti ritual kebiasaan Shinto. Shinto (cara-cara Dewa) merupakan kepercayaan tradisional warga Jepang & yakni agama yg paling ternama di Jepang di samping agama Budha.
sekarang ini, etika pernikahan bergaya Barat, seperti ritual pemotongan kue, pertukaran cincin, & bln madu, tidak jarang kali dipadukan dgn tradisi tradisional Jepang.
Upacara pernikahan Shinto sifatnya teramat pribadi, cuma dihadiri oleh keluarga & kerabat dekat. Sangat Sering diadakan di satu buah area suci atau altar suci yg dipimpin oleh pendeta Shinto. Tidak Sedikit hotel & restauran yg di lengkapi bersama satu buah lokasi husus bagi upacara pernikahan.
Selagi hari-hari keberuntungan tertentu dalam kalender Jepang, teramat lumrah utk menyaksikan lusinan pasangan mengikat janji dalam pernikahan Jepang di ruang suci Shinto.

Di awal upacara pernikahan, pasangan dimurnikan oleh pendeta Shinto. Setelah Itu pasangan berpartisipasi dalam satu buah ritual yg disebut san-sankudo. Selagi ritual ini, mempelai wanita & laki-laki bergiliran menghirup sake, sejenis anggur yg terbuat dari beras yg difermentasikan, masing-masing menghirup sembilan kali dari tiga cangkir yg disediakan.
Ketika mempelai wanita & laki laki mengucap janji, keluarga mereka saling berhadapan (rata-rata ke-2 mempelai yg saling berhadapan). seterusnya, anggota keluarga & kerabat dekat dari ke-2 mempelai saling bergantian minum sake, menandakan persatuan atau ikatan lewat pernikahan.
Upacara ditutup dgn mengeluarkan sesaji berupa ranting Sakaki (sejenis pohon keramat) yg ditujukan terhadap Dewa Shinto. Maksud umumnya ritual Shinto yaitu utk mengusir roh-roh jahat secara pembersihan, doa & persembahan terhadap Dewa.
Prosesi singkat ini sederhana dalam pelaksanaannya tetapi sungguh-sungguh khidmat. Maknanya utk memperkuat janji pernikahan & mengikat pernikahan fisik ke-2 mempelai dengan cara rohani.
Jika sepasang mempelai Jepang mau melakukan pernikahan tradisional Jepang yg murni, sehingga kulit sang mempelai wanita bakal dicat putih dari kepala sampai ujung kaki yg melambangkan kesucian & bersama nyata menyebut status kesuciannya terhadap para dewa.
Mempelai wanita rata-rata bakal diminta pilih antara dua topi pernikahan tradisional. Satu merupakan penutup kepala pernikahan berwarna putih yg dinamakan tsuni kakushi (dengan cara harafiah bermakna "menyembunyikan tanduk"). Tutup kepala ini dipenuhi bersama ornamen rambut kanzashi di bidang atasnya di mana mempelai wanita mengenakannya juga sebagai tudung buat menyembunyikan "tanduk kecemburuan", keakuan & egoisme dari ibu mertua - yg kini bakal jadi kepala keluarga.
Warga Jepang yakin bahwa cacat karakter seperti ini butuh ditunjukkan dalam satu buah pernikahan di depan mempelai laki-laki & keluarganya.
Penutup kepala yg ditempelkan kepada kimono putih mempelai wanita, serta melambangkan keputusan hatinya buat jadi istri yg tunduk & lembut & kesediannya buat melakukan perannya bersama kesabaran & ketenangan. Juga Sebagai penambahan, ialah kepercayaan tradisional bahwa rambut dibiarkan tak dibersihkan, maka umum bagi orang yg mengenakan hiasan kepala buat menyembunyikan rambutnya.
Hiasan kepala tradisional lain yg bakal dipilih mempelai wanita yakni wata boushi. Menurut rutinitas, wajah mempelai wanita memang tersembunyi dari siapapun kecuali mempelai laki laki. Elemen ini menunjukkan kesopanan, yg sekaligus mencerminkan mutu kebijakan yg paling dihargai dalam pribadi wanita.
Mempelai cowok mengenakan kimono berwarna hitam kepada upacara pernikahan.
Ibu sang mempelai wanita menyerahkan anak perempuannya bersama menurunkan tudung sang anak, tetapi, ayah dari mempelai wanita mengikuti kebiasaan terjadi mengiringi anak perempuannya menuju altar seperti yg dilakukan para ayah orang Barat.
Seperti kebanyakan di Indonesia, para tamu yg diundang kepada pesta pernikahan di Jepang, butuh mengambil duit sumbangan dalam dompet mereka. Aspek ini sebab mereka di inginkan memberikan pasangan goshugi atau duit pemberian yg dimasukkan dalam amplop, yg mampu diberikan baik sebelum atau setelah upacara pernikahan.
Di akhir resepsi pernikahan, tandamata atau hikidemono seperti permen, peralatan makan, atau pernak-pernik pernikahan, diletakkan dalam suatu tas & diberikan terhadap para tamu buat dipindah pulang.



Jikalau kita menerima surat undangan pernikahan dari seseorang rekan masyarakat negeri jepang, ada sekian banyak faktor yg butuh diperhatikan :

1. Menjawab Undangan Pernikahan
Sesudah undangan di terima, diharuskan kita serentak membalas isikan undangan tsb, bersama mengirimkan card pos apakah bisa hadir atau tak.

1A. Jikalau Tak Sanggup Hadir

a. Dalam card pos kita catat ucapan selamat dan argumen tak mampu hadir, contohnya;
"Kekkon omedetou gozaimasu. Zannen nagara, toujitsu wa kaigaishucchou no tame,
shussekisuru koto ga dekimasen. Douzo oshiawase".
(Selamat atas pernikahan kamu. Sayang sekali, terhadap hri tersebut aku tak mampu
hadir lantaran ada pekerjaan keluar negri. Mudah-mudahan berbahagia).

b. Mengirinkan hadiah tanda ikut bergembira. Namun butuh diingat, ada banyak barang yg tak dapat diberikan dikarenakan diakui orang jepang bisa merusak kehidupan hunian tangganya nanti, merupakan;

- Pisau, gunting, dll, barang yg sanggup memutuskan sesuatu, sebab khawatir dapat
memutuskan ikatan pernikahan nanti.
- Barang pecah belah sepeti gelas kaca, keramik, dll sebab khawatir dapat memecah
belah kerukunan berumah tangga.

1B. Seandainya Sanggup Hadir

a. Dalam card pos kita ucapan selamat dan terimakasih atas undangan tersebut,
contohnya;
"Kekkon omedetou gozaimasu. Yorokonde shussekisaseteitadakimasu".
(Selamat atas pernikahan kamu. Bersama menyukai hati aku dapat menghadirinya).

2. Baju Yg Diperlukan
Baju yg dipakai, utk laki-laki black suit, utk perempuan gaun, kimono,
atau baju daerah yang lain.

3. Mempersiapkan Hadiah Pernikahan Berupa Duit
- Mempersiapkan duit yg dinamakan "Goshuugi" (congratulatory monetary gift) yang
dimasukan ke dalam amplop husus yg dinamakan "Shuugibukuro" (congratulatory
envelope). Kira-kira duit yg diberikannya merupakan 20 ribu-30 ribu yen bila sohib
kantor.

- Goshuugi tersebut diberikan terhadap resepsionis pernikahan sambil mengucapkan
salam persahabatan, contohnya;
*Honjitsu omedetou gozaimasu... Kokorobakari no oiwaidesu".
(Selamat... ini sedikit hadiah buat mempelai).

4. Sambutan (Speech) dan Pembawa Program (MC)
Kalau kita diminta utk memberikan sambutan atau juga sebagai pembawa program,
ada sekian banyak kata yg tak boleh diucapkan, adalah :

Wakareru (berpisah), owaru (berhenti), hanareru (berjauhan), kiru (memotong) sebab
khawatir elemen tsb dapat berjalan dalam hunian tangga nanti.
Sample;
- Ucapan penutup program pernikahan
(X) Hiroen o owari ni shimasu (Kita akhiri upacara ini) -- ditukar jadi -->
(O) Hiroen o ohiraki ni shimasu (Kita tutup upacara ini).

- Ucapan diwaktu mempersilakan memotong kue
(X) Wedingu keeki o kiru ( mari memotong kue) -- ditukar jadi -->
(O) Wedingu keeki ni naifu o ireru (silahkan memasukan pisau ke wedding cake).

5. Pesta Lanjutan (Nijikai)
Sesudah upacara pernikahan tersebut selesai, sekian banyak kerabat atau teman dekat
dapat diundang ke pesta lanjutan yg dinamakan "Nijikai" (post reception party).

6. Ucapan Perpisahan
Sesudah upacara/ pesta pernikahan selesai, kita berpamitan terhadap mempelai
dgn mengucapkan salam perpisahan, contohnya :
"Oshiawaseni... Totemo tanoshii paatii deshita".
(Mudah-mudahan berbahagia... pestanya amat sangat menyenangkan).
==============================================

* Sekian Banyak Ucapan Selamat Pada Mempelai *
- Kekkon omedetou gozaimasu. Suenagaku oshiawaseni
(Selamat atas penikahan kamu. Mudah-mudahan awet & berbahagia)
- Kekkon omedetou gozaimasu. Ofutari no mirai ga subarashiimono de arimasuyouni
(Selamat atas pernikahan kamu. Mudah-mudahan penuh dgn angan-angan indah bagi berdua)
- Kekkon omedetou gozaimasu. Ofutari de, nakayoku, atatakai katei o kizuiteitte
kudasai.
(Selamat atas pernikahan kamu. Mudah-mudahan berdua rukun senantiasa & mencetak keluarga
yg menyenangkan)

Related Posts

Adat upacara pernikahan di jepang
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.